Sabtu, 25 April 2015

Awas Banyak Bakteri di Kloset Duduk !

Dewasa ini modernisasi telah mengubah gaya hidup orang banyak, orang lebih suka kepada hal yang serba instan,mulai dari cara berpakaian, cara makan, bahkan sampai hal-hal terkecil sekalipun, seperti pada saat Buang Air Besar (BAB). Jika dahulu orang menggunakan kloset jongkok untuk Buang Air Besar (BAB), maka sekarang banyak orang menggunakan kloset duduk yang dinilai lebih praktis dan efisien, baik dalam hal waktu atau pun cara menggunakannya, bahkan ada sebagian yang beralih menggunakan kloset duduk hanya untuk mengikutin perkembangan zaman, mereka menganggap kloset duduk terlihat lebih modis dan mewah. Saat ini ada dua jenis model kloset yang biasa digunakan oleh masyarakat, yaitu kloset duduk dan kloset jongkok. kloset duduk dianggap sebagai revolusi kloset yang lebih modern daripada kloset jongkok. Namun apakah dengan begitu membuat kloset duduk menjadi lebih higienis dan sehat? Belum tentu.

Era industri di Inggris disebut-sebut sebagai pemicu produksi kloset duduk. Kloset duduk merupakan tempat pembuangan yang digunakan dengan cara mendudukinya untuk membuang kotoran yang memiliki fasilitas untuk menyiram buangan setelah digunakan dan jenis toilet ini paling umum digunakan di daerah barat seperti Benua Eropa dan Benua Amerika. Kloset duduk lebih nyaman digunakan untuk para ibu hamil, penderita wasir, penderita rematik, penderita obesitas dan seseorang yang memiliki keseimbangan yang kurang baik serta para lansia karena kelemahan fleksibilitas otot kaki mereka. Selain hal tersebut kelebihan dari penggunaan kloset duduk ini yaitu membuat perut pengguna tidak sakit karena lemahnya tekanan saat mengejan dan menghindari timbulya pegal pada kaki, paha, betis, lutut, dan punggung. Namun kelemahannya adalah kontraksi otot perut lebih lama terjadi. Kloset jongkok merupakan tempat pembuangan yang digunakan dengan cara menjongkokinya dan jenis kloset ini paling banyak digunakan di Benua Asia. Ahli kandungan RS Kasih Ibu Denpasar dr. I Wayan Kesumadana, Sp.OG mengatakan bahwa kloset jongkok mampu membuat otot kaki menjadi kuat dan pantat seksi. Berat badan pengguna kloset jongkok ditopang telapak kaki dan berat badan juga mengarah ke belakang, yakni mengarah ke tulang panggul dan otot-otot dasar panggul seperti posisi orang yang sedang scotch jam. Yang sudah tentu lebih menyehatkan (Bararah, 2010).
Ada beberapa penelitian yang justru mengatakan bahwa penyebaran kuman di kloset duduk lebih banyak daripada kloset jongkok. Bagi pengguna kloset duduk, kebanyakan mereka tidak menutup klosetnya saat sedang menekan flush. Ada beberapa yang berdiri di samping lubang kloset saat flush ditekan. Beberapa bahkan memilih untuk menekan flush sambil tetap duduk. Padahal hal ini bisa sangat berbahaya bagi kesehatan kita.
Banyak bakteri yang tersebar di udara saat flush ditekan. Bakteri tersebut akan naik dan menempel pada tubuh kita apabila kloset tidak ditutup. Ada penelitian yang menyebutkan bahwa salah satu bakteri yang hidup di kloset, Clostridium difficile bisa terpental hingga 25 centimeter saat flush ditekan. Bakteri ini mampu menyebabkan penyakit diare pada tubuh kita. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa bakteri paling banyak terkumpul saat flush ditekan. Lalu semakin lama jumlahnya akan berkurang.
Penelitian lain melakukan survey di berbagai toilet di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kloset yang tidak ditutup saat proses penyiraman memiliki jumlah bakteri sekitar 12 kali lebih banyak daripada kloset yang ditutup. Bakteri yang keluar bisa menempel pada tisu maupun kertas toilet yang ada di dekatnya. Yang lebih parah lagi, kandungan bakteri pada tisu bisa lebih tinggi daripada bakteri yang ada pada dudukan kloset itu sendiri sehingga membersihkan tubuh menggunakan tisu toilet menjadi sia-sia. Bakteri tersebut juga bisa menempel pada dispenser sabun, gagang pintu dan lain sebagainya. Kebiasaan orang yang tidak menutup kloset saat menekan flush sangat berpotensi membuat bakteri masuk ke tubuh kita. Mereka menganggap kebiasaan tidak menutup kloset sepele padahal bisa berarti banyak bagi kesehatan mereka. Hanya dengan menutup kloset yang sederhana, kita bisa membuat lingkungan lebih sehat (Anonim, 2013).
JENIS BAKTERI DAN PERTUMBUHANNYA

Ada sebuah penelitian, setidaknya ada 21 jenis bakteri dan 2 jamur bersarang di kloset. Sehingga pada saat kita duduk, jutaan bakteri dan jamur dapat menempel pada kulit kita yang lembab. Hal ini dapat memicu berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur tersebut. Bahkan di sebuah situs dikatakan bahwa, kloset duduk ini merupakan salah satu penyumbang penularan virus human papilloma, yaitu virus penyebab kanker serviks. Tentu jika hal ini tidak segera disikapi atau disiasati, kanker serviks yang sifatnya silent disease akan mudah menyebar (Nasir, 2010).
Beberapa masyarakat beranggapan bahwa kanker serviks dapat ditularkan melalui Human Papilloma Virus yang menempel pada kloset. Kekhawatiran ini sebenarnya tak beralasan kuat. Hal tersebut karenak virus ataupun bakteri penyakit seksual menular tidak dapat hidup lama di luar tubuh apalagi pada tempat yang dingin seperti di toilet. Permukaan keras toilet juga bisa menyebabkan virus dan bakteri tersebut tidak dapat hidup lama. Selain itu, virus dan bakteri penyakit seksual tersebut tak ada di dalam urin sehingga mustahil urin dapat menyalurkan virus penyakit tersebut. Penularan penyakit seksual menular lewat penggunaan dudukan toilet sangat kecil bahkan hampir tidak ada.
Penularan virus human papilloma (HPV) yang menyebabkan kanker serviks dari kloset umum mungkin saja terjadi kalau yang duduk sebelumnya adalah orang yang punya kutil kelamin sehingga ada kemungkinan kecil dalam menularkan. Akan tetapi virus tersebut dapat mati dengan menggunakan cairan pembersih antibakterial. HPV tak dapat menyebabkan kanker serviks kalau tidak ada kontak langsung. HPV ditularkan oleh pasangan kepada seorang perempuan. Pria dengan HPV dapat saja tetap sehat, tapi istrinya yang merasakan penyakit akibat dari infeksi virus tersebut. Karena HVP penyebab kanker serviks ini menyukai mukosa yang ada pada vagina yang luas. Sementara penis adalah kulit bukan mukosa. (Anonim, 2015).
Tidak higienisnya kloset duduk dapat menyebabkan seseorang mengalami Infeksi Saluran Kemih (ISK) akibat terpapar bakteri E. coli, Pseudomonas dan Klebsiella. Konon wanita lebih rentan terkena Infeksi Saluran Kemih (Mom, 2010).
Escherichia coli merupakan bakteri terbanyak menyebabkan infeksi saluran kemih pada pasien rawat inap di Bangsal Penyakit Dalam RSUD Ulin Banjarmasin, yaitu dengan persentase 73,33 % . Pada pemeriksaan mikrokopis setelah dilakukan pewarnaan Gram Escherichia coli tampak berwarna merah karena merupakan  bakteri gram negatif berbentuk batang. Escherichia coli tidak membentuk spora, bakteri aerob dan fakultatif anaerob. Bakteri ini berukuan antara 0,5-3 mikron. Escherichia coli dapat berkembang biak dengan baik pada suhu 37oC pada lingkungan yang minim oksigen. Escherichia coli mati pada pendinginan  yang sangat cepat, pemanasan dengan suhu 100oC selama 60 menit, pemberian desinfektan pada konsentrasi yang rendah dan proses pasteurisasi. Escherichia coli memiliki sifat resisten terhadap cuaca dingin dan dapat memfermentasikan semua macam karbohidrat (Dwidjiseputro, 1998).
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri patogen utama bagi manusia. Bakteri ini kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu, Pseudomonas aeruginosa disebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi (Boel T, 2004).
Peringatan ini lebih besar untuk kaum perempuan. Pertama, adalah infeksi kulit pada dan sekitar daerah vagina. Infeksi pada kulit mencakup rasa gatal-gatal pada area vagina, keputihan, bintik merah-merah dan lainnya. Tak hanya di vagina, infeksi kulit juga menyerang area selangkangan (antara vagina dan dubur). Contoh bakteri yang biasa berkembang adalah Staphilococcus sp, bakteri tersebut dapat menyebabkan timbulnya berbagai bisul dan dapat menjadi infeksi yang resisten terhadap antibiotik. Juga terdapat Eschericia coli, bakteri Enterococcus (bakteri dalam kotoran yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan infeksi luka) dan masih banyak lagi jenis dan jumlah bakteri yang lain. Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita daripada pria karena saluran kemih wanita lebih pendek daripada pria. Banyak saluran kemih yang dapat terinfeksi yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Tanda-tanda umum nyeri seperti pada buang air kecil, air kencing sedikit atau bahkan berdarah, mual, nyeri punggung belakang (Adina, 2012).

PEREMPUAN LEBIH RENTAN

Beberapa gangguan kesehatan yang mungkin bisa timbul akibat penggunaan toilet yang kurang bersih biasanya lebih banyak diderita kaum perempuan. Yang paling mudah menyerang adalah infeksi kulit dan sekitar vagina. Infeksi pada kulit mencakup rasa gatal pada area vagina, keputihan, dan bintik-bintik merah. Area selangkangan (antara vagina dan dubur) juga merupakan daerah yang sangat rentan terkena jamur dan bakteri, karena posisinya yang bersentuhan langsung dengan dudukan toilet. Penggunaan toilet yang kurang bersih juga bisa memicu timbulnya gangguan saluran kemih/kencing (ISK). Penyebab utamanya adalah bakteri E. Coli, yang banyak ditemukan di toilet. Infeksi saluran kemih dibagi dua jenis: ISK bagian atas dan ISK bagian bawah. Pada ISK bagian atas, kuman menyebar lewat saluran kecing, ginjal, dan bahkan seluruh tubuh. Penderita bisa mengalami infeksi ginjal dan urosepsis. Dibandingkan laki-laki, perempuan memang lebih rentan terkena ISK. Pasalnya, lokasi vagina dan saluran kemih berdekatan. Kondisi vagina itu sendiri bisa menjadi sarang kuman dan bakteri, sehingga bila terinfeksi kuman bisa menyebar ke saluran kemih. Sedangkan laki-laki memiliki saluran kemih yang lebih panjang, sehingga menyulitkan kuman untuk masuk. (Anonim, 2014).
Toilet, apalagi toilet umum memang penuh dengan kuman. Namun bukan berarti dengan mendudukan pantat ke dudukan toilet akan membuat bakteri masuk ke dalam tubuh. Satu-satunya cara bakteri masuk ke dalam tubuh dengan masuk ke tubuh lewat bagian yang terbuka. Selama kulit tidak luka, akan sulit bagi bakteri untuk masuk ke dalam tubuh seperti dilansir dari laman Good Housekeeping pada Senin (1/12/2014)(Benerdikta, 2014).
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KLOSET DUDUK
Kelebihan kloset dengan posisi duduk mencegah kontak langsung dengan bau dan kutu saat tersambung ke limbah saniter yang tepat. Namun Alas dudukan pantat yang tidak terjaga kebersihannya (apalagi WC umum) menimbulkan resiko tinggi penularan penyakit. Secara fisik bisa saja kloset duduk terlihat bersih dan mengkilap, tapi ternyata belum tentu bebas kuman. Pada sebuah penelitian, setidaknya ada 21 jenis bakteri dan 2 jamur bersarang di sana. Sehingga pada saat kita duduk, jutaan bakteri dan jamur dapat menempel pada kulit kita yang lembab. Hal ini dapat memicu berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur tersebut. Bahkan dalam sebuah penelitian, kloset duduk dinyatakan sebagai salah satu penyumbang penularan virus human papilloma, yaitu virus penyebab kanker serviks. Tentu jika hal ini tidak segera disikapi atau disiasati, kanker serviks yang sifatnya silent disease akan mudah menyebar.
Kerugian dari kloset duduk adalah memicu beberapa masalah medis dan tempat penyebaran bakteri atau virus yang dapat menginfeksi manusia. Seperti wasir, panggul prolapse (turun panggul) pada perempuan, radang usus buntu, inkontinensia, masalah prostat dan disfungsi seksual, dermatitis atau iritasi kulit (Anonim, 2015).
CARA MEMBERSIHKAN KLOSET DUDUK

1.        Untuk menghilangkan semua noda pada mangkuk toilet, Anda memerlukan akses ke seluruh permukaannya. Tutup aliran air ke tangki penampung air WC duduk Anda, lalu gelontor sisa air untuk mengosongkan mangkuk toilet.
2.        Angkat dudukan kloset. Kucurkan cairan disinfektan toilet di sepanjang pinggiran bawah bagian dalam toilet dan biarkan cairan tersebut menetes ke permukaan mangkuk toilet. Gunakan sikat toilet untuk meratakan cairan ke seluruh permukaan dalam mangkuk. Biarkan disinfektan bekerja selama beberapa saat.
3.        Sambil menunggu, tutup toilet dan bersihkan bagian luar toilet. Gunakan semprotan antibakteri dan tisu lap sekali pakai untuk menyeka tangki penampung air toilet, tombol penggelontor air, engsel tutup WC, kedua sisi tutup WC, permukaan luar mangkuk toilet, dan kedua sisi dudukan toilet.
4.        Gosok bagian dalam mangkuk toilet memakai sikat WC dengan prioritas pinggiran bagian bawah mulut toilet dan leher angsa. Siram toilet dan sikat toilet dengan air bersih.
5.        Untuk menyingkirkan kerak kapur yang membandel, gunakan batu apung basah untuk menggosok secara lembut kerak kapurnya, bukan permukaan keramik toilet. Jika Anda ragu-ragu atau takut menggores permukaan toilet, merujuklah pada petunjuk perawatan toilet Anda.

CARA MENGHILANGKAN BAU WC DENGAN PEMBERSIH TOILET ALTERNATIF
Terdapat sejumlah bahan di rumah yang terbukti bermanfaat sebagai alternatif pembersih dan pengharum toilet. Jika Anda memiliki hewan peliharaan yang kemungkinan meminum air di dalam toilet atau jika Anda ingin menghindari pemakaian terlalu banyak bahan kimia di sekitar anak-anak, kedua bahan berikut ini bisa Anda coba.
·           Cuka efektif untuk menghilangkan noda dan bau. Tuangkan 3 cangkir cuka ke dalam mangkuk toilet untuk menutup seluruh permukaannya sebisa mungkin, lalu gosok memakai sikat WC. Sebagai langkah perawatan, 2 cangkir cuka yang disiramkan ke dalam toilet sekali dalam sebulan mampu mencegah kerak kapur.
·           Minuman kola juga ampuh membersihkan toilet karena zat asamnya mampu membunuh bakteri dan gelembung-gelembung udaranya membantu meluruhkan kerak kapur. Siramkan minuman kola di sepanjang pinggiran bagian dalam dan mangkuk toilet dan diamkan selama satu jam atau hingga semalaman jika mungkin.
Kedua metode di atas efektif menghilangkan bau toilet tetapi mungkin tidak menghasilkan wangi yang diharapkan. Anda bisa menyemprotkan penyegar udara atau pengharum toilet khusus setelahnya.


REFERENSI:

Boel T. 2004.  Infeksi saluran kemih dan kelamin. Sumatra Utara : Fakultas Kedokteran Gigi USU.
Dwidjiseputro D. 1998. Dasar – dasar mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Adina. 2012. Gunakan Toilet Jongkok, Jangan Toilet Duduk.  http://blog.unsri.ac.id/download3/32553.pdf. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.30 WIB
Anonim. 2013. Pencemaran Baketeri di WC Duduk. http://health.perempuan.com/pencemaran-bakteri-di-wc-duduk/. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.25 WIB.
Anonim. 2014. Awas Ada Kuman di Toilet Umum. http://familyguideindonesia.com/joomla-pages/tips/item/516-awas-ada-kuman-di-toilet-umum. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.10 WIB.
Anonim. 2015. Pilih Toilet Duduk atau Jongkok. http://uphosaintek.blogspot.com/2015/04/pilih-toilet-duduk-atau-jongkok.html. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.00 WIB.
Anonim, 2015. Kloset Umum Sebarkan Kanker Serviks Fakta atau Mitos.  http://herbawanita.com/kloset-umum-sebarkan-kanker-serviks-fakta-atau-mitos/. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.15 WIB.
Bararah, Vera Farah. 2010. Mana Lebih Sehat Toilet Duduk atau Toilet Jongkok. http://health.detik.com/read/2010/01/26/143005/1286323/766/mana-lebih-sehat-toilet-duduk-atau-toilet-jongkok?1108bcj. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.10 WIB.
Benerdikta Desideria. 2014. Amankah Duduk di Dudukan Toilet Umum. http://palingaktual.com/1256642/amankah-duduk-di-dudukan-toilet-umum/read/. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 21.40 WIB.
Mom. 2010. Kloset Duduk vs Jongkok, Mana Lebih Baik. http://lifestyle.okezone.com/read/2010/12/24/196/406908/kloset-duduk-vs-jongkok-mana-lebih-baik. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 21.20 WIB.
Nasir. 2010. Hati-Hati Duduk di Atas Kloset Duduk. http://dokternasir.web.id/2010/06/hati-hati-duduk-atas-kloset-duduk.html#ixzz3YFUqvvib. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.30 WIB.

28 komentar:

  1. Berdasarkan artikel diatas, Bentuk toilet jongkok juga sebenarnya lebih sehat. Penulis Ayu Utami pernah mengangkat hal ini di sebuah media beberapa bulan lalu. Toilet jongkok mempunyai leher angsa di lubang pembuangannya (lubang berbentuk melengkung ke kanan lalu ke kiri semakin dalam). Hal ini secara tak langsung menghalangi mikroba dan bakteri yang keluar dari tinja karena bentuk "leher angsa" tadi. (http://www.apakabardunia.com/2012/09/lebih-baik-toilet-duduk-atau-jongkok.html)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih saudari Luthfi Adzkia atas tambahan informasinya.
      Sangat bermanfaat

      Hapus
  2. berdasarkan paparan dari artikel di atas, kloset duduk merupakan salah satu penyumbang penularan virus human papilloma, yaitu virus penyebab kanker serviks. Penularan virus human papilloma (HPV) ini mungkin saja terjadi jika orang yang duduk sebelumnya adalah orang yang mempunyai 'kutil kelamin' sehingga ada kemungkinan dalam menularkan. Nah, bagaimana 'kutil kelamin' (perantara penularan) tersebut bisa menularkan virus HPV sehingga menyebabkan kanker serviks?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih saudari Nurul atas pertanyaanya. Penularan virus human papilloma ini terjadi jika yang duduk sebelumnya adalah orang yang terjangkit virus human papilloma, kemudian virus human papilloma terdapat pada penderita berpindah ke kloset, bisa saja virus human papilloma berpindah ke daerah genital Anda jika bersentuhan dengan kloset tadi. Kemungkinan ini sangat kecil karena virus human papilloma tidak dapat bertahan lama di tempat tersebut. (http://doktersehat.com/kanker-serviks-membunuh-banyak-wanita/)

      Hapus
  3. Terkait artikel di atas, terdapat tips agar Anda terhindar dari dampak buruk menggunakan toilet umum:

    1. Jangan letakkan tas, ponsel, atau dompet Anda di lantai toilet. Gantunglah barang bawaan Anda agar tidak terkontaminasi kuman.

    2. Sebelum menggunakan kloset siramlah terlebih dulu untuk membersihkan sisa kotoran dan urine yang masih menempel di kloset.

    3. Bersihkan dudukan kloset dengan tisu jika Anda menggunakan kloset duduk.

    4. Lapisi dudukan kloset dengan tisu.

    5. Jika dudukan kloset terlihat kotor atau basah jangan duduk di atasnya. Anda bisa berjongkok di atas dudukan atau duduk melayang tanpa menempel di kloset. Anda bisa berpegangan pada pintu atau dinding saat melakukannya.

    6. usahakan jangan menyentuh secara langsung benda-benda yang ada di toilet. Gunakan tisu untuk membuka pintu atau menekan flush di kloset.

    7. Sebelum menekan flush tutuplah kloset dengan memakai tisu. Kuman-kuman dalam kloset dapat keluar dan mengenai Anda jika kloset dibiarkan terbuka. Apabila tidak terdapat penutupnya sebaiknya Anda jauhi kloset saat menekan flush.

    8. Cucilah tangan selama 20-30 detik dengan sabun setelah selesai menggunakan kloset.

    9. Keringkan tangan dengan tisu.

    10. Gunakan cairan alkohol pencuci tangan tanpa pembilas setelah mengeringkan tangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih saudari Nining atas tipsnya, sangat bermanfaat sekali.
      Semoga kita semua dapat terhindar dari dampak-dampak buruk dalam menggunakan tolitel umum yang telah dipaparkan diatas.

      Hapus
  4. Bila bakteri tersebut berada di dalam air kloset, maka akan sangat melimpah nutrisi yang mereka dapatkan, tapi bagaimana bakteri tersebut mendapatkan nutrisi bila berada di bagian atas (sekitar tombol) pada toilet duduk?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seperti yang telah saya paparkan di atas, Banyak bakteri yang tersebar di udara saat tombol flush ditekan. Bakteri tersebut akan naik dan menempel pada tubuh kita apabila kloset tidak ditutup. Ada penelitian yang menyebutkan bahwa salah satu bakteri yang hidup di kloset, Clostridium difficile bisa terpental hingga 25 centimeter saat flush ditekan.
      Jadi bakteri yang berada di atas kloset (di sekitar tombol flush kloset) merupakan bakteri yang terpental saat tombol flush ditekan. Bakteri tersebut bisa mendapatkan nutrisi dari bagian permukaan yang lembab yang biasa kita dapati di toilet umum yang jorok.
      (http://health.perempuan.com/pencemaran-bakteri-di-wc-duduk/)

      Hapus
  5. Good article Mister Syahrul,,

    Mr. Syahrul, bagaiman jika setelah defekasi, kita hanya membersihkannya dengan menggunakan tisu saja, apakah itu cukup aman?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Super sekali..... Terimakasih atas informasinya Syah..
      Terkait pertanyaan dari Endah, saya ingin mencoba menjawab bahwa menggunakan tisu setelah defekasi dalam islam tidak dianjurkan. Selain itu hal tersebut berbahaya bagi kaum hawa. Untuk lebih jelasnya silakan buka link:

      http://www.voa-islam.com/read/konsultasi-agama/2010/07/04/7732/bolehkah-istinja-bercebok-dengan-tissue/;#sthash.1VHq4V2b.dpbs

      http://tipsbidan.com/usai-buang-air-kecil-jangan-lap-vagina-dengan-tisu/842/

      Hapus
    2. Terimakasih saudari Endah atas pertanyaannya. Penggunaan tissue setelah defekasi dirasa sudah cukup asalkan tissue yang digunakan tidak mengandung zat yang iritatif dan dibersihkan dengan cara yang benar. Apabila tidak dibersihkan dengan benar, maka risiko infeksi organ kewanitaan atau saluran kemih akan menjadi lebih besar.
      silahkan dibaca tips dari Dr. Janfrional http://meetdoctor.com/question/efek-samping-dari-tissue-pembersih?ref=question_redirect

      Hapus
    3. Terimakasih saudari Yolanda atas informasinya. Semoga kita selalu dalam tuntunan dan mengikuti anjuran Nabi Muhammad dalam melakukan kegiatan sehari-hari, bahkan untuk hal kecil seperti membersihkan diri setelah defekasi ini.. amin

      Hapus
  6. Dari penjelasan artikel diatas,Artikel yang sangat menarik. Kloset merupakan salah satu sumber biang nya mikroba cepat datang karenanya jika tidak tidak dibersihkan akan berdampak pada kesehatan. Yang masih ingin saya tanyakan adalah mengenai kloset duduk. Apakah bahan kloset yang licin akan mempengaruhi kinerja keseimbangan tubuh, seperti nyeri sendi dikarenakan jongkok yang lama? Bagaimana pendapat anda mengenai hal ini! Jelaskan. Terimahkasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mohon maaf saudari Martha, mungkin ada kekliruan dari pertanyaan anda. yang dapat mempengaruhi mempengaruhi kinerja keseimbangan tubuh, seperti nyeri sendi dikarenakan jongkok yang lama itu adalah dampak dari penggunaan kloset jongkok bukan kloset duduk.
      Silahkan dibaca http://www.suaramerdeka.com/harian/0701/03/kot18.htm

      Hapus
  7. berdasarkan artikel tersebut, menurut soudara sahrul antara toilet duduk vs toilet jongkok lebih buruk yang mana dalam penularan mikroba tersebut? terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih saudari ratih atas pertanyaanya.
      menurut saya kloset duduk lebih buruk dibandingkan dengan kloset jongkot dalam penularan mikroba, sebab pada kloset jongkok kulit kita tidak bersentuhan langsung dengan permukaan koset, sehingga kemungkinan untuk menularkan penyakit nya lebih kecil. Dan seperti yang telah ditambahkan oleh saudara Luthfi diatas, yang mengatakan bahwa "Toilet jongkok mempunyai leher angsa di lubang pembuangannya. Hal ini secara tak langsung menghalangi mikroba dan bakteri yang keluar dari tinja karena bentuk "leher angsa" tadi.
      Namun semua itu kembali lagi kepada kebersihan toilet/kloset itu sendiri.

      Hapus
    2. menambahkan jawaban dari pertanyaan ratih ,,
      Closet jongkok lebih higienis jika dibandingkan dengan closet duduk karena tidak terjadi kontak langsung antara tubuh (pant*t) dengan closet. Resiko infeksi saluran kencing dan kelamin terutama pada wanita karena perpindahan jamur, kuman dan bakteri dapat diminimalisir. Menggunakan closet jongkok juga dapat melatih kekuatan kaki dan otot kaki, melatih otot menahan berat badan dan melatih otot dasar panggul.
      Meskipun memilik banyak kelebihan, closet jongkok juga memiliki kekurangan. Closet jongkok dapat menyebabkan arthritis atau gangguan lutut dan tidak disarankan untuk penderita arthritis. Tarikan pada lutut yang terjadi ketika berjongkok serta kondisi lutut yang mudah lelah/capek tidak baik untuk penderita arthritis. Bagi mereka, closet duduk lebih dianjurkan karena dalam posisi duduk, tidak banyak terjadi tarikan pada lutut sehingga lutut sehingga lebih nyaman digunakan. Selain penderita arthritis, closet duduk juga baik untuk ibu hamil, orang tua/lansia, dan penderita obesitas karena lebih nyaman baik di perut maupun lutut.

      Closet duduk berpotensi tinggi perpindahan kuman dan virus karena terjadi kontak lang sung antara tubuh dan closet. Jika closet kurang higienis, dapat menyebabkan infeksi saluran kencing dan kelamin terutama pada wanita, menyebabkan anyang-anyangan, keputihan, infeksi rongga rahim, bahkan infeksi saluran telur yang mengakibatkan tidak bisa memiliki keturunan.

      sehingga menurut santi, lebih baik menggunakan toilet jongkok untuk mengindari menempelnya serta penularan mikroba pada tubuh kita ,,

      semoga bermanfaat ,, :)

      Hapus
    3. Terimakasih kepada Santi Berlina yang telah menambahkan jawaban dari pertanyaan Ratih :)

      Hapus
  8. Dalam artikel tersebut dikatakan "Penularan virus human papilloma (HPV) yang menyebabkan kanker serviks dari kloset umum mungkin saja terjadi kalau yang duduk sebelumnya adalah orang yang punya kutil kelamin sehingga ada kemungkinan kecil dalam menularkan" namun selanjutnya dikatakan lagi "HPV tak dapat menyebabkan kanker serviks kalau tidak ada kontak langsung
    Bagaimana yang sebenarnya, apakah toilet duduk ini dapat menjadi media penyebaran virus HPV? dari situs yang saya baca mengatakan, Referensi medis menyatakan bahwa HPV dapat ditularkan melalui skin to skin contact, dan hubungan sexual.
    Namun HPV itu sendiri tidak dapat langsung ditularkan melalui penggunaan WC duduk. Tubuh kita juga memiliki sistem kekebalan yang akan melawan virus tersebut.
    Resiko tertular paling tinggi terjadi pada skin to skin contact ( apalagi ada bagian tubuh yang terluka ) dan juga hubungan sexual (http://meetdoctor.com/question/apakah-virus-hpv-benar-benar-bisa-menular-melalui-penggunaan-toilet-duduk?ref=question_redirect)

    Dan ada lagi, Beberapa kalangan beranggapan kanker serviks bisa ditularkan melalui Human Papilloma Virus yang menempel di kloset. Tapi jangan percaya pada anggapan yang cuma mitos itu. Sebab HPV bisa menyebabkan kanker serviks pada seorang perempuan jika tidak terjadi kontak langsung alias tidak akan menular tanpa berhubungan seks (http://health.detik.com/read/2014/01/27/080115/2478676/763/hpv-di-kloset-umum-bisa-sebabkan-kanker-serviks-itu-mitos)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seperti yang telah saya tulis di atas. Penularan virus human papilloma (HPV) yang menyebabkan kanker serviks dari kloset umum itu kemungkinannya sangat kecil.
      Jika yang duduk sebelumnya adalah orang yang terjangkit virus human papilloma, kemudian virus human papilloma terdapat pada penderita berpindah ke kloset, bisa saja virus human papilloma berpindah ke daerah genital Anda jika bersentuhan dengan kloset tadi. Kemungkinan ini sangat kecil karena virus human papilloma tidak dapat bertahan lama di tempat tersebut. (http://doktersehat.com/kanker-serviks-membunuh-banyak-wanita/) Walaupun kecil, kemungkinan ini tetap ada jika jeda waktu penggunaan kloset antara penderita dan Anda sangat singkat sehingga virus human papilloma masih menempel pada permukaan kloset.

      Memang terdapat beberapa perbedaan pendapat dari para Ahli. Terlepas dari mitos atau fakta, ada baiknya Anda mewaspadai dengan cara membersihkan permukaan kloset terlebih dahulu apabila menggunakan toilet umum. Karena kita tidak pernah mengetahui apakah pengguna sebelumnya adalah penderita atau bukan.

      Hapus
  9. yang saya ingin tanyakan tentang nutrisi pertumbuhan bakteri Clostridium difficile pada saat tertempel pada tubuh kita seperti apa yang bisa menyebab kan diare tersebut? dan bagaimana bisa terjadi penyakit diare?

    BalasHapus
  10. Apakah pembersihan toilet dengan cairan pembersih tidak dapat membunih bakteri-bakteri tersebut ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih saudari Nila atas pertanyaannya. Cairan pembersih toilet yang biasa dijual di pasaran bisa digunakan untuk membunuh bakteri di toilet. Namun karena toilet merupakan alat yang kita gunakan setiap hari. maka kemungkinan bakteri-bakteri tersebut hadir kembali di toilet sangat besar. maka dari itu toilet harus rajin dibersihkan.

      Hapus
  11. apakah penggunaan cuka untuk menghilangkan bau pada WC juga mengurangi atau menghambat pertumbuhan pada WC tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sesuai dengan tips yang telah saya tulis di atas. Penggunaan cuka dapat mencegah munculnya kerak kapur di kloset. Seperti yang kita ketahui kerak pada kloset itu merupakan awal mula munculnya bakteri.
      Jadi selain untuk menghilangkan bau, penggunaan cuka tersebut juga dapat menghambar munculnya bakteri.

      Hapus
  12. alhamdulillah ilmu baru...
    terimakasih syahrul...
    nah sebenarnya dari artikel yang saudara sajikan ini lebih berkaitan pada bakteri yang bersumber dari seseorang yang membawa bakteri lalu memakai kloset tersebut dan menularkannya pada orang yang memakai setelahnya, dan hal ini sangat mengerikan efeknya..
    disini ada solusi terbaru bagi masyarakat yang biasa memakai kloset duduk untuk mengurangi kejadia yang tidak diinginkan ini, bisa dilihat pada http://indonesian.alibaba.com/product-gs/anti-microbial-paper-toilet-seat-cover-60051853091.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimaksih mamah Yani atas pencerahan dan solusinya. Insya Allah bermanfaat untuk kehidupan kita semua.. amin

      Hapus
  13. Artikel yang bagus dan informasinya sangat membantu. Saya mau bertanya, nutrisi apa saja yang ada pada air di dalam kloset ?

    BalasHapus