Sabtu, 25 April 2015

Awas Banyak Bakteri di Kloset Duduk !

Dewasa ini modernisasi telah mengubah gaya hidup orang banyak, orang lebih suka kepada hal yang serba instan,mulai dari cara berpakaian, cara makan, bahkan sampai hal-hal terkecil sekalipun, seperti pada saat Buang Air Besar (BAB). Jika dahulu orang menggunakan kloset jongkok untuk Buang Air Besar (BAB), maka sekarang banyak orang menggunakan kloset duduk yang dinilai lebih praktis dan efisien, baik dalam hal waktu atau pun cara menggunakannya, bahkan ada sebagian yang beralih menggunakan kloset duduk hanya untuk mengikutin perkembangan zaman, mereka menganggap kloset duduk terlihat lebih modis dan mewah. Saat ini ada dua jenis model kloset yang biasa digunakan oleh masyarakat, yaitu kloset duduk dan kloset jongkok. kloset duduk dianggap sebagai revolusi kloset yang lebih modern daripada kloset jongkok. Namun apakah dengan begitu membuat kloset duduk menjadi lebih higienis dan sehat? Belum tentu.

Era industri di Inggris disebut-sebut sebagai pemicu produksi kloset duduk. Kloset duduk merupakan tempat pembuangan yang digunakan dengan cara mendudukinya untuk membuang kotoran yang memiliki fasilitas untuk menyiram buangan setelah digunakan dan jenis toilet ini paling umum digunakan di daerah barat seperti Benua Eropa dan Benua Amerika. Kloset duduk lebih nyaman digunakan untuk para ibu hamil, penderita wasir, penderita rematik, penderita obesitas dan seseorang yang memiliki keseimbangan yang kurang baik serta para lansia karena kelemahan fleksibilitas otot kaki mereka. Selain hal tersebut kelebihan dari penggunaan kloset duduk ini yaitu membuat perut pengguna tidak sakit karena lemahnya tekanan saat mengejan dan menghindari timbulya pegal pada kaki, paha, betis, lutut, dan punggung. Namun kelemahannya adalah kontraksi otot perut lebih lama terjadi. Kloset jongkok merupakan tempat pembuangan yang digunakan dengan cara menjongkokinya dan jenis kloset ini paling banyak digunakan di Benua Asia. Ahli kandungan RS Kasih Ibu Denpasar dr. I Wayan Kesumadana, Sp.OG mengatakan bahwa kloset jongkok mampu membuat otot kaki menjadi kuat dan pantat seksi. Berat badan pengguna kloset jongkok ditopang telapak kaki dan berat badan juga mengarah ke belakang, yakni mengarah ke tulang panggul dan otot-otot dasar panggul seperti posisi orang yang sedang scotch jam. Yang sudah tentu lebih menyehatkan (Bararah, 2010).
Ada beberapa penelitian yang justru mengatakan bahwa penyebaran kuman di kloset duduk lebih banyak daripada kloset jongkok. Bagi pengguna kloset duduk, kebanyakan mereka tidak menutup klosetnya saat sedang menekan flush. Ada beberapa yang berdiri di samping lubang kloset saat flush ditekan. Beberapa bahkan memilih untuk menekan flush sambil tetap duduk. Padahal hal ini bisa sangat berbahaya bagi kesehatan kita.
Banyak bakteri yang tersebar di udara saat flush ditekan. Bakteri tersebut akan naik dan menempel pada tubuh kita apabila kloset tidak ditutup. Ada penelitian yang menyebutkan bahwa salah satu bakteri yang hidup di kloset, Clostridium difficile bisa terpental hingga 25 centimeter saat flush ditekan. Bakteri ini mampu menyebabkan penyakit diare pada tubuh kita. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa bakteri paling banyak terkumpul saat flush ditekan. Lalu semakin lama jumlahnya akan berkurang.
Penelitian lain melakukan survey di berbagai toilet di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kloset yang tidak ditutup saat proses penyiraman memiliki jumlah bakteri sekitar 12 kali lebih banyak daripada kloset yang ditutup. Bakteri yang keluar bisa menempel pada tisu maupun kertas toilet yang ada di dekatnya. Yang lebih parah lagi, kandungan bakteri pada tisu bisa lebih tinggi daripada bakteri yang ada pada dudukan kloset itu sendiri sehingga membersihkan tubuh menggunakan tisu toilet menjadi sia-sia. Bakteri tersebut juga bisa menempel pada dispenser sabun, gagang pintu dan lain sebagainya. Kebiasaan orang yang tidak menutup kloset saat menekan flush sangat berpotensi membuat bakteri masuk ke tubuh kita. Mereka menganggap kebiasaan tidak menutup kloset sepele padahal bisa berarti banyak bagi kesehatan mereka. Hanya dengan menutup kloset yang sederhana, kita bisa membuat lingkungan lebih sehat (Anonim, 2013).
JENIS BAKTERI DAN PERTUMBUHANNYA

Ada sebuah penelitian, setidaknya ada 21 jenis bakteri dan 2 jamur bersarang di kloset. Sehingga pada saat kita duduk, jutaan bakteri dan jamur dapat menempel pada kulit kita yang lembab. Hal ini dapat memicu berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur tersebut. Bahkan di sebuah situs dikatakan bahwa, kloset duduk ini merupakan salah satu penyumbang penularan virus human papilloma, yaitu virus penyebab kanker serviks. Tentu jika hal ini tidak segera disikapi atau disiasati, kanker serviks yang sifatnya silent disease akan mudah menyebar (Nasir, 2010).
Beberapa masyarakat beranggapan bahwa kanker serviks dapat ditularkan melalui Human Papilloma Virus yang menempel pada kloset. Kekhawatiran ini sebenarnya tak beralasan kuat. Hal tersebut karenak virus ataupun bakteri penyakit seksual menular tidak dapat hidup lama di luar tubuh apalagi pada tempat yang dingin seperti di toilet. Permukaan keras toilet juga bisa menyebabkan virus dan bakteri tersebut tidak dapat hidup lama. Selain itu, virus dan bakteri penyakit seksual tersebut tak ada di dalam urin sehingga mustahil urin dapat menyalurkan virus penyakit tersebut. Penularan penyakit seksual menular lewat penggunaan dudukan toilet sangat kecil bahkan hampir tidak ada.
Penularan virus human papilloma (HPV) yang menyebabkan kanker serviks dari kloset umum mungkin saja terjadi kalau yang duduk sebelumnya adalah orang yang punya kutil kelamin sehingga ada kemungkinan kecil dalam menularkan. Akan tetapi virus tersebut dapat mati dengan menggunakan cairan pembersih antibakterial. HPV tak dapat menyebabkan kanker serviks kalau tidak ada kontak langsung. HPV ditularkan oleh pasangan kepada seorang perempuan. Pria dengan HPV dapat saja tetap sehat, tapi istrinya yang merasakan penyakit akibat dari infeksi virus tersebut. Karena HVP penyebab kanker serviks ini menyukai mukosa yang ada pada vagina yang luas. Sementara penis adalah kulit bukan mukosa. (Anonim, 2015).
Tidak higienisnya kloset duduk dapat menyebabkan seseorang mengalami Infeksi Saluran Kemih (ISK) akibat terpapar bakteri E. coli, Pseudomonas dan Klebsiella. Konon wanita lebih rentan terkena Infeksi Saluran Kemih (Mom, 2010).
Escherichia coli merupakan bakteri terbanyak menyebabkan infeksi saluran kemih pada pasien rawat inap di Bangsal Penyakit Dalam RSUD Ulin Banjarmasin, yaitu dengan persentase 73,33 % . Pada pemeriksaan mikrokopis setelah dilakukan pewarnaan Gram Escherichia coli tampak berwarna merah karena merupakan  bakteri gram negatif berbentuk batang. Escherichia coli tidak membentuk spora, bakteri aerob dan fakultatif anaerob. Bakteri ini berukuan antara 0,5-3 mikron. Escherichia coli dapat berkembang biak dengan baik pada suhu 37oC pada lingkungan yang minim oksigen. Escherichia coli mati pada pendinginan  yang sangat cepat, pemanasan dengan suhu 100oC selama 60 menit, pemberian desinfektan pada konsentrasi yang rendah dan proses pasteurisasi. Escherichia coli memiliki sifat resisten terhadap cuaca dingin dan dapat memfermentasikan semua macam karbohidrat (Dwidjiseputro, 1998).
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri patogen utama bagi manusia. Bakteri ini kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu, Pseudomonas aeruginosa disebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi (Boel T, 2004).
Peringatan ini lebih besar untuk kaum perempuan. Pertama, adalah infeksi kulit pada dan sekitar daerah vagina. Infeksi pada kulit mencakup rasa gatal-gatal pada area vagina, keputihan, bintik merah-merah dan lainnya. Tak hanya di vagina, infeksi kulit juga menyerang area selangkangan (antara vagina dan dubur). Contoh bakteri yang biasa berkembang adalah Staphilococcus sp, bakteri tersebut dapat menyebabkan timbulnya berbagai bisul dan dapat menjadi infeksi yang resisten terhadap antibiotik. Juga terdapat Eschericia coli, bakteri Enterococcus (bakteri dalam kotoran yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan infeksi luka) dan masih banyak lagi jenis dan jumlah bakteri yang lain. Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita daripada pria karena saluran kemih wanita lebih pendek daripada pria. Banyak saluran kemih yang dapat terinfeksi yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Tanda-tanda umum nyeri seperti pada buang air kecil, air kencing sedikit atau bahkan berdarah, mual, nyeri punggung belakang (Adina, 2012).

PEREMPUAN LEBIH RENTAN

Beberapa gangguan kesehatan yang mungkin bisa timbul akibat penggunaan toilet yang kurang bersih biasanya lebih banyak diderita kaum perempuan. Yang paling mudah menyerang adalah infeksi kulit dan sekitar vagina. Infeksi pada kulit mencakup rasa gatal pada area vagina, keputihan, dan bintik-bintik merah. Area selangkangan (antara vagina dan dubur) juga merupakan daerah yang sangat rentan terkena jamur dan bakteri, karena posisinya yang bersentuhan langsung dengan dudukan toilet. Penggunaan toilet yang kurang bersih juga bisa memicu timbulnya gangguan saluran kemih/kencing (ISK). Penyebab utamanya adalah bakteri E. Coli, yang banyak ditemukan di toilet. Infeksi saluran kemih dibagi dua jenis: ISK bagian atas dan ISK bagian bawah. Pada ISK bagian atas, kuman menyebar lewat saluran kecing, ginjal, dan bahkan seluruh tubuh. Penderita bisa mengalami infeksi ginjal dan urosepsis. Dibandingkan laki-laki, perempuan memang lebih rentan terkena ISK. Pasalnya, lokasi vagina dan saluran kemih berdekatan. Kondisi vagina itu sendiri bisa menjadi sarang kuman dan bakteri, sehingga bila terinfeksi kuman bisa menyebar ke saluran kemih. Sedangkan laki-laki memiliki saluran kemih yang lebih panjang, sehingga menyulitkan kuman untuk masuk. (Anonim, 2014).
Toilet, apalagi toilet umum memang penuh dengan kuman. Namun bukan berarti dengan mendudukan pantat ke dudukan toilet akan membuat bakteri masuk ke dalam tubuh. Satu-satunya cara bakteri masuk ke dalam tubuh dengan masuk ke tubuh lewat bagian yang terbuka. Selama kulit tidak luka, akan sulit bagi bakteri untuk masuk ke dalam tubuh seperti dilansir dari laman Good Housekeeping pada Senin (1/12/2014)(Benerdikta, 2014).
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KLOSET DUDUK
Kelebihan kloset dengan posisi duduk mencegah kontak langsung dengan bau dan kutu saat tersambung ke limbah saniter yang tepat. Namun Alas dudukan pantat yang tidak terjaga kebersihannya (apalagi WC umum) menimbulkan resiko tinggi penularan penyakit. Secara fisik bisa saja kloset duduk terlihat bersih dan mengkilap, tapi ternyata belum tentu bebas kuman. Pada sebuah penelitian, setidaknya ada 21 jenis bakteri dan 2 jamur bersarang di sana. Sehingga pada saat kita duduk, jutaan bakteri dan jamur dapat menempel pada kulit kita yang lembab. Hal ini dapat memicu berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur tersebut. Bahkan dalam sebuah penelitian, kloset duduk dinyatakan sebagai salah satu penyumbang penularan virus human papilloma, yaitu virus penyebab kanker serviks. Tentu jika hal ini tidak segera disikapi atau disiasati, kanker serviks yang sifatnya silent disease akan mudah menyebar.
Kerugian dari kloset duduk adalah memicu beberapa masalah medis dan tempat penyebaran bakteri atau virus yang dapat menginfeksi manusia. Seperti wasir, panggul prolapse (turun panggul) pada perempuan, radang usus buntu, inkontinensia, masalah prostat dan disfungsi seksual, dermatitis atau iritasi kulit (Anonim, 2015).
CARA MEMBERSIHKAN KLOSET DUDUK

1.        Untuk menghilangkan semua noda pada mangkuk toilet, Anda memerlukan akses ke seluruh permukaannya. Tutup aliran air ke tangki penampung air WC duduk Anda, lalu gelontor sisa air untuk mengosongkan mangkuk toilet.
2.        Angkat dudukan kloset. Kucurkan cairan disinfektan toilet di sepanjang pinggiran bawah bagian dalam toilet dan biarkan cairan tersebut menetes ke permukaan mangkuk toilet. Gunakan sikat toilet untuk meratakan cairan ke seluruh permukaan dalam mangkuk. Biarkan disinfektan bekerja selama beberapa saat.
3.        Sambil menunggu, tutup toilet dan bersihkan bagian luar toilet. Gunakan semprotan antibakteri dan tisu lap sekali pakai untuk menyeka tangki penampung air toilet, tombol penggelontor air, engsel tutup WC, kedua sisi tutup WC, permukaan luar mangkuk toilet, dan kedua sisi dudukan toilet.
4.        Gosok bagian dalam mangkuk toilet memakai sikat WC dengan prioritas pinggiran bagian bawah mulut toilet dan leher angsa. Siram toilet dan sikat toilet dengan air bersih.
5.        Untuk menyingkirkan kerak kapur yang membandel, gunakan batu apung basah untuk menggosok secara lembut kerak kapurnya, bukan permukaan keramik toilet. Jika Anda ragu-ragu atau takut menggores permukaan toilet, merujuklah pada petunjuk perawatan toilet Anda.

CARA MENGHILANGKAN BAU WC DENGAN PEMBERSIH TOILET ALTERNATIF
Terdapat sejumlah bahan di rumah yang terbukti bermanfaat sebagai alternatif pembersih dan pengharum toilet. Jika Anda memiliki hewan peliharaan yang kemungkinan meminum air di dalam toilet atau jika Anda ingin menghindari pemakaian terlalu banyak bahan kimia di sekitar anak-anak, kedua bahan berikut ini bisa Anda coba.
·           Cuka efektif untuk menghilangkan noda dan bau. Tuangkan 3 cangkir cuka ke dalam mangkuk toilet untuk menutup seluruh permukaannya sebisa mungkin, lalu gosok memakai sikat WC. Sebagai langkah perawatan, 2 cangkir cuka yang disiramkan ke dalam toilet sekali dalam sebulan mampu mencegah kerak kapur.
·           Minuman kola juga ampuh membersihkan toilet karena zat asamnya mampu membunuh bakteri dan gelembung-gelembung udaranya membantu meluruhkan kerak kapur. Siramkan minuman kola di sepanjang pinggiran bagian dalam dan mangkuk toilet dan diamkan selama satu jam atau hingga semalaman jika mungkin.
Kedua metode di atas efektif menghilangkan bau toilet tetapi mungkin tidak menghasilkan wangi yang diharapkan. Anda bisa menyemprotkan penyegar udara atau pengharum toilet khusus setelahnya.


REFERENSI:

Boel T. 2004.  Infeksi saluran kemih dan kelamin. Sumatra Utara : Fakultas Kedokteran Gigi USU.
Dwidjiseputro D. 1998. Dasar – dasar mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Adina. 2012. Gunakan Toilet Jongkok, Jangan Toilet Duduk.  http://blog.unsri.ac.id/download3/32553.pdf. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.30 WIB
Anonim. 2013. Pencemaran Baketeri di WC Duduk. http://health.perempuan.com/pencemaran-bakteri-di-wc-duduk/. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.25 WIB.
Anonim. 2014. Awas Ada Kuman di Toilet Umum. http://familyguideindonesia.com/joomla-pages/tips/item/516-awas-ada-kuman-di-toilet-umum. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.10 WIB.
Anonim. 2015. Pilih Toilet Duduk atau Jongkok. http://uphosaintek.blogspot.com/2015/04/pilih-toilet-duduk-atau-jongkok.html. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.00 WIB.
Anonim, 2015. Kloset Umum Sebarkan Kanker Serviks Fakta atau Mitos.  http://herbawanita.com/kloset-umum-sebarkan-kanker-serviks-fakta-atau-mitos/. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.15 WIB.
Bararah, Vera Farah. 2010. Mana Lebih Sehat Toilet Duduk atau Toilet Jongkok. http://health.detik.com/read/2010/01/26/143005/1286323/766/mana-lebih-sehat-toilet-duduk-atau-toilet-jongkok?1108bcj. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.10 WIB.
Benerdikta Desideria. 2014. Amankah Duduk di Dudukan Toilet Umum. http://palingaktual.com/1256642/amankah-duduk-di-dudukan-toilet-umum/read/. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 21.40 WIB.
Mom. 2010. Kloset Duduk vs Jongkok, Mana Lebih Baik. http://lifestyle.okezone.com/read/2010/12/24/196/406908/kloset-duduk-vs-jongkok-mana-lebih-baik. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 21.20 WIB.
Nasir. 2010. Hati-Hati Duduk di Atas Kloset Duduk. http://dokternasir.web.id/2010/06/hati-hati-duduk-atas-kloset-duduk.html#ixzz3YFUqvvib. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.30 WIB.