Dewasa ini
modernisasi telah mengubah gaya hidup orang banyak, orang lebih suka kepada hal
yang serba instan,mulai dari cara berpakaian, cara makan, bahkan sampai hal-hal
terkecil sekalipun, seperti pada saat Buang Air Besar (BAB). Jika dahulu orang
menggunakan kloset jongkok untuk Buang Air Besar (BAB), maka sekarang banyak
orang menggunakan kloset duduk yang dinilai lebih praktis dan efisien, baik
dalam hal waktu atau pun cara menggunakannya, bahkan ada sebagian yang beralih menggunakan
kloset duduk hanya untuk mengikutin perkembangan zaman, mereka menganggap
kloset duduk terlihat lebih modis dan mewah. Saat ini ada dua jenis model
kloset yang biasa digunakan oleh masyarakat, yaitu kloset duduk dan kloset
jongkok. kloset duduk dianggap sebagai revolusi kloset yang lebih modern
daripada kloset jongkok. Namun apakah dengan begitu membuat kloset duduk
menjadi lebih higienis dan sehat? Belum tentu.
Era industri di
Inggris disebut-sebut sebagai pemicu produksi kloset duduk. Kloset duduk
merupakan tempat pembuangan yang digunakan dengan cara mendudukinya untuk
membuang kotoran yang memiliki fasilitas untuk menyiram buangan setelah
digunakan dan jenis toilet ini paling umum digunakan di daerah barat seperti
Benua Eropa dan Benua Amerika. Kloset duduk lebih nyaman digunakan untuk para
ibu hamil, penderita wasir, penderita rematik, penderita obesitas dan seseorang
yang memiliki keseimbangan yang kurang baik serta para lansia karena kelemahan
fleksibilitas otot kaki mereka. Selain hal tersebut kelebihan dari penggunaan
kloset duduk ini yaitu membuat perut pengguna tidak sakit karena lemahnya
tekanan saat mengejan dan menghindari timbulya pegal pada kaki, paha, betis,
lutut, dan punggung. Namun kelemahannya adalah kontraksi otot perut lebih lama
terjadi. Kloset jongkok merupakan tempat pembuangan yang digunakan dengan cara
menjongkokinya dan jenis kloset ini paling banyak digunakan di Benua Asia. Ahli
kandungan RS Kasih Ibu Denpasar dr. I Wayan Kesumadana, Sp.OG mengatakan bahwa
kloset jongkok mampu membuat otot kaki menjadi kuat dan pantat seksi. Berat
badan pengguna kloset jongkok ditopang telapak kaki dan berat badan juga
mengarah ke belakang, yakni mengarah ke tulang panggul dan otot-otot dasar
panggul seperti posisi orang yang sedang scotch jam. Yang sudah tentu lebih
menyehatkan (Bararah, 2010).
Ada beberapa
penelitian yang justru mengatakan bahwa penyebaran kuman di kloset duduk lebih
banyak daripada kloset jongkok. Bagi pengguna kloset duduk, kebanyakan mereka
tidak menutup klosetnya saat sedang menekan flush. Ada beberapa yang berdiri di
samping lubang kloset saat flush ditekan. Beberapa bahkan memilih untuk menekan
flush sambil tetap duduk. Padahal hal ini bisa sangat berbahaya bagi kesehatan
kita.
Banyak bakteri
yang tersebar di udara saat flush ditekan. Bakteri tersebut akan naik dan
menempel pada tubuh kita apabila kloset tidak ditutup. Ada penelitian yang
menyebutkan bahwa salah satu bakteri yang hidup di kloset, Clostridium
difficile bisa terpental hingga 25 centimeter saat flush ditekan. Bakteri
ini mampu menyebabkan penyakit diare pada tubuh kita. Penelitian tersebut juga
menunjukkan bahwa bakteri paling banyak terkumpul saat flush ditekan. Lalu
semakin lama jumlahnya akan berkurang.
Penelitian lain
melakukan survey di berbagai toilet di rumah sakit. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kloset yang tidak ditutup saat proses penyiraman memiliki
jumlah bakteri sekitar 12 kali lebih banyak daripada kloset yang ditutup. Bakteri
yang keluar bisa menempel pada tisu maupun kertas toilet yang ada di dekatnya.
Yang lebih parah lagi, kandungan bakteri pada tisu bisa lebih tinggi daripada
bakteri yang ada pada dudukan kloset itu sendiri sehingga membersihkan tubuh
menggunakan tisu toilet menjadi sia-sia. Bakteri tersebut juga bisa menempel
pada dispenser sabun, gagang pintu dan lain sebagainya. Kebiasaan orang yang
tidak menutup kloset saat menekan flush sangat berpotensi membuat bakteri masuk
ke tubuh kita. Mereka menganggap kebiasaan tidak menutup kloset sepele padahal
bisa berarti banyak bagi kesehatan mereka. Hanya dengan menutup kloset yang
sederhana, kita bisa membuat lingkungan lebih sehat (Anonim, 2013).
JENIS BAKTERI DAN PERTUMBUHANNYA
Ada sebuah
penelitian, setidaknya ada 21 jenis bakteri dan 2 jamur bersarang di kloset.
Sehingga pada saat kita duduk, jutaan bakteri dan jamur dapat menempel pada
kulit kita yang lembab. Hal ini dapat memicu berbagai penyakit yang disebabkan
oleh bakteri dan jamur tersebut. Bahkan di sebuah situs dikatakan bahwa, kloset
duduk ini merupakan salah satu penyumbang penularan virus human papilloma,
yaitu virus penyebab kanker serviks. Tentu jika hal ini tidak segera disikapi
atau disiasati, kanker serviks yang sifatnya silent disease akan mudah menyebar
(Nasir, 2010).
Beberapa masyarakat
beranggapan bahwa kanker serviks dapat ditularkan melalui Human Papilloma
Virus yang menempel pada kloset. Kekhawatiran ini sebenarnya tak beralasan
kuat. Hal tersebut karenak virus ataupun bakteri penyakit seksual menular tidak
dapat hidup lama di luar tubuh apalagi pada tempat yang dingin seperti di
toilet. Permukaan keras toilet juga bisa menyebabkan virus dan bakteri tersebut
tidak dapat hidup lama. Selain itu, virus dan bakteri penyakit seksual tersebut
tak ada di dalam urin sehingga mustahil urin dapat menyalurkan virus penyakit
tersebut. Penularan penyakit seksual menular lewat penggunaan dudukan toilet
sangat kecil bahkan hampir tidak ada.
Penularan virus
human papilloma (HPV) yang
menyebabkan kanker serviks dari kloset umum mungkin saja terjadi kalau yang
duduk sebelumnya adalah orang yang punya kutil kelamin sehingga ada kemungkinan
kecil dalam menularkan. Akan tetapi virus tersebut dapat mati dengan
menggunakan cairan pembersih antibakterial. HPV tak dapat menyebabkan kanker
serviks kalau tidak ada kontak langsung. HPV ditularkan oleh pasangan kepada
seorang perempuan. Pria dengan HPV dapat saja tetap sehat, tapi istrinya yang
merasakan penyakit akibat dari infeksi virus tersebut. Karena HVP penyebab
kanker serviks ini menyukai mukosa yang ada pada vagina yang luas. Sementara
penis adalah kulit bukan mukosa. (Anonim, 2015).
Tidak
higienisnya kloset duduk dapat menyebabkan seseorang mengalami Infeksi Saluran
Kemih (ISK) akibat terpapar bakteri E. coli, Pseudomonas dan Klebsiella.
Konon wanita lebih rentan terkena Infeksi Saluran Kemih (Mom, 2010).
Escherichia
coli merupakan bakteri terbanyak menyebabkan infeksi saluran kemih pada
pasien rawat inap di Bangsal Penyakit Dalam RSUD Ulin Banjarmasin, yaitu dengan
persentase 73,33 % . Pada pemeriksaan mikrokopis setelah dilakukan pewarnaan
Gram Escherichia coli tampak berwarna merah karena merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang. Escherichia
coli tidak membentuk spora, bakteri aerob dan fakultatif anaerob. Bakteri
ini berukuan antara 0,5-3 mikron. Escherichia coli dapat berkembang biak
dengan baik pada suhu 37oC pada lingkungan yang minim oksigen. Escherichia
coli mati pada pendinginan yang
sangat cepat, pemanasan dengan suhu 100oC selama 60 menit, pemberian
desinfektan pada konsentrasi yang rendah dan proses pasteurisasi. Escherichia
coli memiliki sifat resisten terhadap cuaca dingin dan dapat
memfermentasikan semua macam karbohidrat (Dwidjiseputro, 1998).
Pseudomonas
aeruginosa merupakan bakteri patogen utama
bagi manusia. Bakteri ini kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan
infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu, Pseudomonas
aeruginosa disebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada
mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi (Boel T, 2004).
Peringatan ini
lebih besar untuk kaum perempuan. Pertama, adalah infeksi kulit pada dan
sekitar daerah vagina. Infeksi pada kulit mencakup rasa gatal-gatal pada area
vagina, keputihan, bintik merah-merah dan lainnya. Tak hanya di vagina, infeksi
kulit juga menyerang area selangkangan (antara vagina dan dubur). Contoh
bakteri yang biasa berkembang adalah Staphilococcus sp, bakteri tersebut
dapat menyebabkan timbulnya berbagai bisul dan dapat menjadi infeksi yang
resisten terhadap antibiotik. Juga terdapat Eschericia coli, bakteri Enterococcus
(bakteri dalam kotoran yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan infeksi
luka) dan masih banyak lagi jenis dan jumlah bakteri yang lain. Infeksi saluran
kemih lebih sering terjadi pada wanita daripada pria karena saluran kemih
wanita lebih pendek daripada pria. Banyak saluran kemih yang dapat terinfeksi
yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Tanda-tanda umum nyeri seperti
pada buang air kecil, air kencing sedikit atau bahkan berdarah, mual, nyeri
punggung belakang (Adina, 2012).
PEREMPUAN LEBIH RENTAN
Beberapa
gangguan kesehatan yang mungkin bisa timbul akibat penggunaan toilet yang
kurang bersih biasanya lebih banyak diderita kaum perempuan. Yang paling mudah
menyerang adalah infeksi kulit dan sekitar vagina. Infeksi pada kulit mencakup
rasa gatal pada area vagina, keputihan, dan bintik-bintik merah. Area
selangkangan (antara vagina dan dubur) juga merupakan daerah yang sangat rentan
terkena jamur dan bakteri, karena posisinya yang bersentuhan langsung dengan
dudukan toilet. Penggunaan toilet yang kurang bersih juga bisa memicu timbulnya
gangguan saluran kemih/kencing (ISK). Penyebab utamanya adalah bakteri E.
Coli, yang banyak ditemukan di toilet. Infeksi saluran kemih dibagi dua
jenis: ISK bagian atas dan ISK bagian bawah. Pada ISK bagian atas, kuman
menyebar lewat saluran kecing, ginjal, dan bahkan seluruh tubuh. Penderita bisa
mengalami infeksi ginjal dan urosepsis. Dibandingkan laki-laki, perempuan
memang lebih rentan terkena ISK. Pasalnya, lokasi vagina dan saluran kemih
berdekatan. Kondisi vagina itu sendiri bisa menjadi sarang kuman dan bakteri,
sehingga bila terinfeksi kuman bisa menyebar ke saluran kemih. Sedangkan
laki-laki memiliki saluran kemih yang lebih panjang, sehingga menyulitkan kuman
untuk masuk. (Anonim, 2014).
Toilet, apalagi
toilet umum memang penuh dengan kuman. Namun bukan berarti dengan mendudukan
pantat ke dudukan toilet akan membuat bakteri masuk ke dalam tubuh.
Satu-satunya cara bakteri masuk ke dalam tubuh dengan masuk ke tubuh lewat
bagian yang terbuka. Selama kulit tidak luka, akan sulit bagi bakteri untuk
masuk ke dalam tubuh seperti dilansir dari laman Good Housekeeping pada Senin
(1/12/2014)(Benerdikta, 2014).
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KLOSET DUDUK
Kelebihan
kloset dengan posisi duduk mencegah kontak langsung dengan bau dan kutu saat
tersambung ke limbah saniter yang tepat. Namun Alas dudukan pantat yang tidak
terjaga kebersihannya (apalagi WC umum) menimbulkan resiko tinggi penularan
penyakit. Secara fisik bisa saja kloset duduk terlihat bersih dan mengkilap,
tapi ternyata belum tentu bebas kuman. Pada sebuah penelitian, setidaknya ada
21 jenis bakteri dan 2 jamur bersarang di sana. Sehingga pada saat kita duduk,
jutaan bakteri dan jamur dapat menempel pada kulit kita yang lembab. Hal ini
dapat memicu berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur tersebut.
Bahkan dalam sebuah penelitian, kloset duduk dinyatakan sebagai salah satu
penyumbang penularan virus human papilloma, yaitu virus penyebab kanker
serviks. Tentu jika hal ini tidak segera disikapi atau disiasati, kanker
serviks yang sifatnya silent disease akan mudah menyebar.
Kerugian
dari kloset duduk adalah memicu beberapa masalah medis dan tempat penyebaran
bakteri atau virus yang dapat menginfeksi manusia. Seperti wasir, panggul
prolapse (turun panggul) pada perempuan, radang usus buntu, inkontinensia,
masalah prostat dan disfungsi seksual, dermatitis atau iritasi kulit (Anonim,
2015).
1.
Untuk
menghilangkan semua noda pada mangkuk toilet, Anda memerlukan akses ke seluruh
permukaannya. Tutup aliran air ke tangki penampung air WC duduk Anda, lalu
gelontor sisa air untuk mengosongkan mangkuk toilet.
2.
Angkat
dudukan kloset. Kucurkan cairan disinfektan toilet di sepanjang pinggiran bawah
bagian dalam toilet dan biarkan cairan tersebut menetes ke permukaan mangkuk
toilet. Gunakan sikat toilet untuk meratakan cairan ke seluruh permukaan dalam
mangkuk. Biarkan disinfektan bekerja selama beberapa saat.
3.
Sambil
menunggu, tutup toilet dan bersihkan bagian luar toilet. Gunakan semprotan
antibakteri dan tisu lap sekali pakai untuk menyeka tangki penampung air
toilet, tombol penggelontor air, engsel tutup WC, kedua sisi tutup WC,
permukaan luar mangkuk toilet, dan kedua sisi dudukan toilet.
4.
Gosok
bagian dalam mangkuk toilet memakai sikat WC dengan prioritas pinggiran bagian
bawah mulut toilet dan leher angsa. Siram toilet dan sikat toilet dengan air
bersih.
5.
Untuk
menyingkirkan kerak kapur yang membandel, gunakan batu apung basah untuk
menggosok secara lembut kerak kapurnya, bukan permukaan keramik toilet. Jika
Anda ragu-ragu atau takut menggores permukaan toilet, merujuklah pada petunjuk
perawatan toilet Anda.
CARA MENGHILANGKAN BAU WC DENGAN PEMBERSIH TOILET ALTERNATIF
Terdapat
sejumlah bahan di rumah yang terbukti bermanfaat sebagai alternatif pembersih
dan pengharum toilet. Jika Anda memiliki hewan peliharaan yang kemungkinan
meminum air di dalam toilet atau jika Anda ingin menghindari pemakaian terlalu
banyak bahan kimia di sekitar anak-anak, kedua bahan berikut ini bisa Anda
coba.
·
Cuka
efektif untuk menghilangkan noda dan bau. Tuangkan 3 cangkir cuka ke dalam
mangkuk toilet untuk menutup seluruh permukaannya sebisa mungkin, lalu gosok
memakai sikat WC. Sebagai langkah perawatan, 2 cangkir cuka yang disiramkan ke
dalam toilet sekali dalam sebulan mampu mencegah kerak kapur.
·
Minuman
kola juga ampuh membersihkan toilet karena zat asamnya mampu membunuh bakteri
dan gelembung-gelembung udaranya membantu meluruhkan kerak kapur. Siramkan
minuman kola di sepanjang pinggiran bagian dalam dan mangkuk toilet dan diamkan
selama satu jam atau hingga semalaman jika mungkin.
Kedua metode di atas efektif
menghilangkan bau toilet tetapi mungkin tidak menghasilkan wangi yang diharapkan.
Anda bisa menyemprotkan penyegar udara atau pengharum toilet khusus setelahnya.
REFERENSI:
Boel
T. 2004. Infeksi saluran kemih dan
kelamin. Sumatra Utara : Fakultas Kedokteran Gigi USU.
Dwidjiseputro
D. 1998. Dasar – dasar mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Adina.
2012. Gunakan Toilet Jongkok, Jangan Toilet Duduk. http://blog.unsri.ac.id/download3/32553.pdf. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.30 WIB
Anonim.
2013. Pencemaran Baketeri di WC Duduk. http://health.perempuan.com/pencemaran-bakteri-di-wc-duduk/. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.25 WIB.
Anonim.
2014. Awas Ada Kuman di Toilet Umum. http://familyguideindonesia.com/joomla-pages/tips/item/516-awas-ada-kuman-di-toilet-umum. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.10 WIB.
Anonim.
2015. Pilih Toilet Duduk atau Jongkok. http://uphosaintek.blogspot.com/2015/04/pilih-toilet-duduk-atau-jongkok.html. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.00 WIB.
Anonim,
2015. Kloset Umum Sebarkan Kanker Serviks Fakta atau Mitos. http://herbawanita.com/kloset-umum-sebarkan-kanker-serviks-fakta-atau-mitos/. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.15 WIB.
Bararah,
Vera Farah. 2010. Mana Lebih Sehat Toilet Duduk atau Toilet Jongkok. http://health.detik.com/read/2010/01/26/143005/1286323/766/mana-lebih-sehat-toilet-duduk-atau-toilet-jongkok?1108bcj. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.10 WIB.
Benerdikta
Desideria. 2014. Amankah Duduk di Dudukan Toilet Umum. http://palingaktual.com/1256642/amankah-duduk-di-dudukan-toilet-umum/read/. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 21.40 WIB.
Mom.
2010. Kloset Duduk vs Jongkok, Mana Lebih Baik. http://lifestyle.okezone.com/read/2010/12/24/196/406908/kloset-duduk-vs-jongkok-mana-lebih-baik. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 21.20 WIB.
Nasir.
2010. Hati-Hati Duduk di Atas Kloset Duduk. http://dokternasir.web.id/2010/06/hati-hati-duduk-atas-kloset-duduk.html#ixzz3YFUqvvib. Diakses pada 24 April 2015 Pukul 20.30 WIB.